KELOMPOK SENI TAYUB TANPA NAMA DARI DESA JEMBANGAN KECAMATAN PONCOWARNO
KELOMPOK SENI TAYUB TANPA NAMA DARI DESA JEMBANGAN KECAMATAN PONCOWARNO
PONCOWARNO - Bertempat di Gedung Pertemuan Setda Kabupaten Kebumen, digelar Grand Final Kebumen Culture Festival (29/06) dalam rangka gelaran Event Kebumen International Expo (KIE) 2022, dimana Group Kesenian Tayub dari Desa Jembangan Kecamatan Poncowarno menjadi Juara 2 ex-Kawedanan di Pendopo Kecamatan Kutowinangun sebelumnya (29/05), kini turut serta tampil memeriahkan kegiatan tersebut.
Definisi kata Tayub berasal dari kata “tata” dan “guyub”. Tata yang berarti teratur, sedang Guyub memiliki arti bersatu atau rukun. Jadi Tayub merupakan kesenian yang berasal dari Kerajaan Jawa Kuno, yang mana tayub pada hakekatnya merupakan rangkaian Upacara yang bersifat religius. Dimana tujuannya untuk memohon keselamatan dan juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun kesenian tayub tersebut adalah berupa sebuah tari-tarian yang teratur dengan diiringi oleh musik gamelan. Sedang jenis tayub ini berbeda-beda, antara lain yakni Tayub Alus, Tayub Gagah dan Tayub Gecul.
Pada kesempatan kali ini, Seni Tayub tanpa nama groupnya dari Desa Jembangan Kecamatan Poncowarno, biasa tampil satu kali dalam setahun, dimana dilaksanakan ketika para Petani pasca panen hasil buminya, seperti panen padi maupun panen jenis hasil pertanian lainnya.
Filosofi seni tayub itu sendiri dipentaskan ketika diselenggarakan upacara selamatan desa atau Merdi Desa / Nyadran serta digelar secara bersama atau bergotong-royong antar warga desa setempat. Hal ini sebagai tanda / simbol ucap rasa syukur kepada Allah SWT. karena telah memberikan rejeki hasil panen yang melimpah dan barokah, dengan harapan dapat bermanfaat untuk keluarga dan masyarakat, serta yang terpenting senantiasa diberikan keselamatan, kesehatan, kerukunan, kemakmuran, dijauhkan dari bahaya dan bencana, sehingga terwujudnya desa yang maju (tata, titi, tentrem, gemah-ripah, loh ji nawi).
Selanjutnya, kesenian tayub tersebut masih melekat dan tetap dilestarikan di Desa Jembangan Kecamatan Poncowarno Kabupaten kebumen yang merupakan peninggalan seni budaya adi luhung, yang tak lekang oleh modernisasi jaman hingga kini. (JOE)