DESA TEGALREJO KECAMATAN PONCOWARNO MENGGELAR TRADISI PALAKIYAH
DESA TEGALREJO KECAMATAN PONCOWARNO MENGGELAR TRADISI PALAKIYAH
Dalam Rangka Menyambut Tahun Baru Islam Muharram 1442 H, Kegiatan Adat Palakiyah/Nulaki Desa Tegalrejo,
Warga masyarakat Desa Tegalrejo Kecamatan Poncowarno yang menggelar tradisi Suran atau Nulaki atau Palakiyah. Kendati masih dalam ancaman Covid-19, aktivitas warga di Desa Tegalrejo Kecamatan Poncowarno berangsur normal. Warga bahkan sudah terlihat menggelar kegiatan yang melibatkan massa, hari Jum’at (11/09/2020) ba’da Jum’atan.
Palakiyah merupakan tradisi tahunan yang digelar warga sebagai penghormatan terhadap Leluhur Desa Tegalrejo. Kegiatan tradisi ini sudah dilaksanakan rutin secara turun-temurun hingga sekarang. Kegiatan ini menjadi salah satu kekayaan budaya lokal yang patut di “Uri-Uri” karena dianggap penting mengingat untuk menepis lupa terhadap sejarah berdirinya Desa Tegalrejo, sehingga perlu dilestarikan.
Kegiatan tersebut merupakan swadaya masyarakat desa setempat. Tak heran warga berduyun-duyun menghadiri kegiatan yang digelar di area pemakaman “Mbah Brojo Musti”, Leluhur desa setempat yang menyatu dengan pemakaman umum. Meski begitu, terlihat warga tetap menerapkan protokol kesehatan.
Tampak hadir Kasi Pemberdayaan Masyarakat (Ngusman,SE,MM.), Kasi Ketentraman dan Ketertiban (Susiyanto,SE.), Kasi Pelum dan Kesos (Wahjoe B.Prasetijo,SE,MM.), Forkopimcam Poncowarno, Sesepuh Desa, para Alim Ulama, Tokoh Masyarakat dan segenap warga Desa Tegalrejo.
Kepala Desa Tegalrejo (Endro Haryanto), mengatakan Palakiyah atau Nulaki merupakan acara / agenda rutin yang diselenggarakan setiap tahun pada bulan Muharram. Acaranya digelar bertepatan berada pada hari Selasa Kliwon atau Jum’at Kliwon di bulan tersebut.
Selanjutnya, Endro menyampaikan, “Kegiatan ini bertujuan selain mendo’akan arwah para Leluhur, juga memohon kepada Allah SWT. agar Desa Tegalrejo khususnya terhindar dari ‘bilahi’ atau tolak bala, wabah dan bencana yang tidak diinginkan, dan acara kali ini pun digelar secara sederhana, karena situasi pandemi Covid-19,” katanya.
Sementara itu, Ngusman,SE,MM. (mewakili Camat Poncowarno) menyampaikan apresiasinya dan mendukung kegiatan ini dan juga atas komitmen warga masyarakat Desa Tegalrejo menjaga tradisi setempat. Acara semacam ini, ujarnya, tak hanya sekedar bernilai tradisi, akan tetapi sekaligus memelihara juga menguatkan kerukunan, kebersamaan, kegotong royongan dan persatuan antar warga. Harapannya akan tercipta kondisi yang aman dan damai, dijauhkan dari segala mara bencana maupun perpecahan dalam lingkungan masyarakatnya. “Semoga dengan adanya Tradisi Nulaki atau Palakiyah ini, masyarakat Desa Tegalrejo semakin guyub rukun, dan tetap menjaga tradisi dan persaudaraan,” ujarnya.
Pemantauan selama ini, acara berlangsung khidmat. Warga yang hadir membacakan kalimat Tahlil dan menggelar do’a bersama yang dipimpin (Kyai Nur Khariri) Sesepuh desa setempat. Warga bermohon dan meminta keberkahan serta keselamatan dari Sang Maha Pencipta.
Sebagai
puncak acara, kegiatan ini dilanjutkan dengan makan bersama dengan menyajikan
menu yang sudah disiapkan dari rumah dan dinikmati bersama dengan alas pelepah
kelapa dan daun pisang. Mereka dengan suka rela membawa makanan maupun minuman.
Menu makan pun istimewa dan dikemas dalam Tenong maupun “Cething”. Dimana setiap
cethingnya tersaji nasi lengkap dengan lauk pauk juga buah beserta ubarampenya.
Ada tradisi menarik dalam acara ini. Yakni, warga saling tukar makanan yang
kemudian disantap bersama dan sisanya dapat dibawa pulang. (whj)