POHON TUMBANG AKIBAT CUACA EXTRIM MENGHALANGI PENGGUNA JALAN DI DESA LEREPKEBUMEN KECAMATAN PONCOWARNO
POHON TUMBANG AKIBAT CUACA EXTRIM MENGHALANGI PENGGUNA JALAN DI DESA LEREPKEBUMEN KECAMATAN PONCOWARNO
Pohon Tumbang menghalangi Pengguna Jalan di Poros Jalan Bojongsari-Poncowarno, Tepatnya di Sebelah Barat SDN Lerepkebumen (6/11/2020)
Akhir-akhir ini akibat cuaca extrim yang melanda di hampir seluruh wilayah se-Kabupaten Kebumen yang terjadi hari Kamis kemarin dengan terjadinya hujan disertai angin kencang, banyak pohon tumbang dan juga tanah longsor, tidak terkecuali di Kecamatan Poncowarno.
Seperti yang terjadi di tepi ruas jalan antara Bojongsari – Poncowarno, berada di Dukuh Kalimangir, Desa Lerepkebumen, tepat di sebelah Barat pertigaan SDN Lerepkebumen, pagi tadi Jum’at (6/11/2020) telah terjadi Pohon tumbang melintang di jalan tersebut, hingga terjadi kemacetan oleh pengguna jalan dari dua arah, dari dan menuju Kecamatan Poncowarno.
Mengetahui kejadian tersebut, pihak Pemerintah Desa bertindak cepat, berinisiatif memotong dan menyingkirkan kayu dari pohon yang tumbang, agar dapat dilewati kembali jalur jalan yang tertutup tadi dengan menggunakan gergaji mesin (senso), sehingga pengguna jalan dapat melintas kembali.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Desa Lerepkebumen (Muhyono) terjun langsung ke lokasi kejadian dengan dibantu oleh Kepala Seksi Ketentraman dan ketertiban (Susiyanto,SE.) beserta Anggota Satpol PP Kecamatan Poncowarno, mengatur arus lalu lintas sekaligus mengamankan lokasi dari dua arah (Barat dan Timur) terhadap pengguna jalan yang akan melewati jalan tersebut.
Pada kejadian tersebut, alhamdulillah tidak memakan korban jiwa baik pengguna jalan kaki maupun pengendara kendaraan bermotor. Kejadian tersebut, terjadi secara mendadak karena jenis akar pohon salam dan pohon poh-pohan yang saling berdekatan, tidak dapat menahan kuatnya angin yang kencang, ditambah lagi kontur tanah yang lembek (gembur) mengakibatkan pohon tersebut mudah tumbang.
Tidak memakan waktu lama, setelah kedua pohon tersebut dipotong dan disingkirkan di tepi jalan, kondisi arus lalu lintas di kedua arah dapat dibuka dan dilewati kendaraan juga pengguna jalan yang lain melintas kembali.
Pada kesempatan dan hari yang sama, diterima laporan dari Kepala Desa Tegalrejo (Endro Haryanto) dan pihak Pemerintah Desa setempat, telah terjadi tanah longsor yang diakibatkan hujan kemarin siang (Kamis, 5/11/2020), sekitar pukul 13.30 Wib.
Kejadian tanah longsor terjadi di Dukuh Totogan Rt.02/Rw.01 Desa Tegalrejo, Kecamatan Poncowarno panjang sekitar 100 m, ketinggian sekitar 5-7 m bersebelahan dengan tanggul Irigasi Wadaslintang Barat dan di tepi jalan DPU Kabupaten Kebumen.
Selanjutnya menurut informasi dari Pemerintah Desa Tegalrejo dengan kejadian tersebut, agar segera dapat diperbaiki dengan disediakan bahan material bronjong dari pihak OPD yang terkait di tingkat Kabupaten Kebumen agar secepatnya tertangani, dengan harapan untuk mengantisipasi dan meminimalisir kemungkinan yang lebih besar, yang disebabkan cuaca dan iklim extrim kedepannya dengan menanggung kerugian moril dan materiil oleh warga masyarakat di sekitarnya.
Dengan melihat banyaknya kejadian seperti hujan deras, tanah longsor, banjir, termasuk angin ribut yang menurut prediksinya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, hal ini merupakan pengaruh fenomena La Nina yang berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah daerah di Kabupaten Kebumen, termasuk wilayah Kecamatan Poncowarno yang tak luput dari kejadian bencana alam.
Diketahui bersama, bahwa Kabupaten Kebumen Khususnya wilayah Kecamatan Poncowarno, memiliki tingkat kerentanan terhadap ancaman bencana alam. Seperti yang baru-baru ini terjadi, diimbau penanggulangan dan pengurangan resiko terjadinya bencana alam tersebut, merupakan tanggungjawab semua pihak.
Oleh karena itu, kerjasama antara pemerintah dan pihak-pihak non pemerintah, serta tak terlupakan sikap toleransi dan kegotong-royongan yang didukung oleh potensi masyarakat secara bahu-membahu, merupakan suatu hal penting dalam upaya pengurangan resiko menghadapi bencana.
Selanjutnya,
sebagai harapan kita bersama, dengan memasuki musim penghujan ini, menjadikan
Hujan yang Bermanfaat dan Barokah, bukan sebaliknya Hujan yang menimbulkan
Bencana dan Malapetaka. (whj)